|
VIVAnews - Rupanya, sutradara 'Cowboys in Paradise' sejak awal merasakan kontroversi fim yang dibuatnya. Namun, Amit Vimani, sang sutradara asal Singapura, tidak bergeming.
Film yang dibuat sejak 2007-2009 ini bercerita tentang gigolo yang menghibur turis-turis di pantai Kuta, Bali. Gigolo yang kemudian disebut cowboys ini melayani seks para turis perempuan.
Film ini kemudian menuai protes dari para pemeran yang ada dalam film itu. Mereka merasa ditipu. Para pemeran mengaku Amit mendokumentasikan kegiatan mereka sebagai anak pantai, bukan gigolo.
Lalu apa kata Amit? "Oh, man. Beberapa orang dalam film ini tidak senang saat trailer keluar. Atau setidaknya, teman dan pacar mereka," kata Amit seperti dikutip dari laman twitchfilm.net edisi Maret lalu.
Tapi, Amit mengatakan tudingan yang dilontarkan kepada dirinya tidak beralasan. Amit mengakui bahwa pemeran itu memang tidak tahu film apa yang dia buat. Namun, sambungnya, film ini cukup membuktikan apa yang para pria itu bicarakan. "Apakah anda melihat orang-orang ini berbicara soalecotourism atau piranti selancar terbaru dalam film itu?"
Bahkan, salah satu pemeran ditanya apakah mereka cowboys atau tidak. "Bagian ini masuk dalam trailer film," kata dia.
Sehingga, dia menilai bantahan dan tudingan yang dialamatkan para pemeran kepada dirinya adalah menyesatkan.
Amit mengaku terluka dan kecewa dengan tudingan para pemeran yang dia sudah kenal selama dua tahun. "Saya sudah anggap mereka sebagai teman. Tapi sekarang mereka menyebut saya pembohong," kata dia.
Amit mengaku tidak mengharapkan sambutan yang wah saat film ini selesai dibuat. Apalagi, beberapa diantara pemeran itu ada beberapa yang memulai hubungan jangka panjang dengan wanita asing.
"Tapi, mereka (pemeran gigolo) harus jujur pada teman dan pacar," kata dia. (umi)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment