Harga Minyak Kembali Tembus US$85/barel

Namun harga minyak mentah dipandang tidak lagi realistis dengan masih rendahnya permintaan
JUM'AT, 30 APRIL 2010, 08:06 WIB
Renne R.A Kawilarang
Reaksi para pialang di New York melihat pergerakan harga minyak (AP Photo/Mary Altaffer)

VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York berhasil naik secara signifikan hingga kembali menembus US$85/barel. Kenaikan terjadi setelah pasar menerima laporan turunnya jumlah pemohon tunjangan pengangguran di AS dan mendongkrok optimisme bahwa pemulihan ini bisa mengangkat tingkat permintaan minyak mentah.

Menurut laman CNNMoney, berdasarkan transaksi Kamis sore waktu New York (Jumat dini hari WIB), harga minyak mentah untuk kontrak Juni naik US$1,95 (2,3 persen) menjadi US$85,17/barel. Ini merupakan harga tertinggi sejak 15 April lalu.

Sama dengan reaksi di bursa saham, para investor di pasar minyak antusias mendengar laporan dari Departemen Tenaga Kerja ASbahwa jumlah pemohon baru tunjangan pengangguran per pekan lalu turun 11.000 orang hingga menjadi 448.000 aplikan. Menurut kantor berita Associated Press, ini merupakan penurunan dalam dua pekan berturut-turut dan ini dapat mempertebal harapan bahwa tingkat pengangguran di AS bisa turun.

Laporan itu menyusul kabar baik dari Bank Sentral AS (The Fed) sehari sebelumnya. Selain menyatakan bahwa pemulihan ekonomi di AS berada di jalur yang tepat, The Fed untuk saat ini masih tidak berminat menaikkan tingkat suku bunga, yang mendekati nol persen.

Perkembangan demikian membuat harga minyak mentah kembali naik. Namun, menurut pengamat, tingginya harga minyak saat ini lebih karena pengaruh eksternal dan tidak realistis dengan tingkat permintaan. Buktinya, persediaan minyak AS kian bertambah dan ini menandakan masih rendahnya permintaan.

"Tidak diragukan bahwa kita kini berada dalam situasi ekonomi yang lebih baik," kata Stephen Schork, pengamat dari Schork Group yang dikutip laman harian The Wall Street Journal. "Namun, tidak ada indikasi bahwa permintaan bakal melampaui persediaan [minyak mentah]," lanjut Schork.

Dia pun menilai bahwa pembelian minyak oleh para investor akhir-akhir ini tak bedanya dengan memborong saham, dengan berharap bahwa tingkat permintaan akan menyesuaikan harga yang sudah tinggi. (hs)

• VIVAnews

0 comments:

Post a Comment

My Playlist


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

I Gotta Feeling

Seguidores