|
VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York kembali berkutat di level US$84/barel. Situasi ini disebabkan keragu-raguan para investor mengenai penyelesaian krisis utang di Yunani yang pada akhirnya memperlemah nilai tukar euro atas dolar.
Laman harian The Wall Street Journal mengungkapkan, berdasarkan transaksi Senin sore waktu New York (Selasa dini hari WIB), harga minyak mentah light sweet turun 92 sen (1,1 persen) menjadi US$84,20/barel. Di bursa London, harga minyak mentah Brent melemah 42 sen menjadi US$86,83/barel.
Menurut para pengamat, fokus investor masih pada penyelesaian krisis utang Yunani, yang berpotensi menyebar ke negara-negara lain. Di akhir pekan lalu, Yunani resmi mengajukan pinjaman talangan yang sudah disiapkan oleh sesama negara-negara pengguna euro (eurozone) dan Dana Moneter Internasional (IMF), sebesar lebih dari US$50 miliar.
Namun, para investor masih ragu dengan kemampuan Yunani dalam mengatasi masalah utangnya mengingat negara itu dibebani dengan bunga pinjaman dan defisit anggaran yang sangat besar. Keraguan ini mempengaruhi lemahnya nilai tukar euro atas dolar sebesar 0,3 persen. Sesuai dengan logika pasar, dengan menguatnya kurs dolar atas euro, harga minyak mentah pun turun.
Pengamat dari MF Global, Mike Fitzpatrick, kepada laman CNNMoney menilai bahwa penyelesaian krisis utang di Yunani bukan berarti langsung menyelesaikan masalah. Dua tetangga Yunani, Portugal dan Irlandia, juga mulai khawatir atas utang masing-masing yang juga relatif besar.
Masalah utang Yunani bisa "menaikkan bunga hasil obligasi [utang negara] di penjuru dunia dan bisa menghambat pemulihan [ekonomi]," kata Fitzpatrick.
Kini, para investor menunggu survei terbaru dari The Conference Board mengenai indeks kepercayaan konsumen dan hasil rapat Bank Sentral AS mengenai suku bunga. (umi)
0 comments:
Post a Comment