|
VIVAnews - April tahun ini dianggap sebagai yang terpanas dibanding bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang abad ke-20 hingga tahun lalu, suhu rata-rata permukaan Bumi di bulan April adalah 13,7 derajat Celcius. Namun, pada April 2010, suhu mencapai 14,5 derajat celcius.
Demikian ungkap Badan Urusan Kelautan dan Atmosfir AS (NOAA) setelah meneliti suhu rata-rata permukaan Bumi berdasarkan kombinasi suhu permukaan darat dan laut. Pusat Data Iklim Nasional NOAA, Senin 17 Mei 2010, juga menyebutkan suhu rata-rata Bumi mencapai rekor paling tinggi selama periode Januari-April 2010. Selama periode tersebut, suhu rata-rata adalah 13,3 derajat Celcius.
Mongolia, Rusia bagian timur, sebagian besar wilayah China, Amerika Serikat bagian barat, dan sebagian Amerika Selatan pada bulan lalu lebih dingin dibanding biasanya, tetapi sebagian besar wilayah lain di dunia mencapai rekor suhu lebih tinggi dibanding rata-rata. Wilayah yang memiliki suhu di atas rata-rata antara lain Kanada, Alaska, Amerika Serikat bagian timur, Australia, Asia Selatan, Afrika bagian utara, dan Rusia bagian utara.
Pakar iklim mengatakan, pemanasan El Nino di Samudera Pasifik melemah pada April karena anomali suhu permukaan air laut berkurang. Laporan yang dirilis Senin kemarin juga menyebutkan bahwa volume es di Kutub Utara selama April lalu kembali menyusut.
Ini merupakan penurunan berturut-turut dalam 11 bulan terakhir. Saat ini luas dataran es di Kutub Utara tinggal sekitar 14,7 juta kilometer persegi.
Sedangkan wilayah es di Kutub Selatan pada April lalu 0,3 persen di bawah rata-rata menurut pengukuran selama periode 1979-2000. Laporan ini dirilis karena para ilmuwan sedang berusaha mengangkat kembali isu pemanasan global. (Associated Press)
(umi)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment