Reformasi keuangan di AS dikhawatirkan bisa membatasi ruang gerak bisnis perbankan
| Seorang pialang di Wall Street cemas melihat turunnya harga saham (AP Photo/Richard Drew) |
|
VIVAnews - Harga saham keuangan memimpin penurunan indeks di bursa Wall Street. Penurunan ini menandakan bahwa para investor kali ini resah oleh rencana reformasi peraturan keuangan di Amerika Serikat (AS) dan masih berlangsungnya krisis utang di Eropa.
Di akhir transaksi Senin sore waktu New York (Selasa dini hari WIB), indeks harga saham industri Dow Jones turun 126,82 poin (1,2%) menjadi 10.066,57. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 14,04 poin (1,3%) menjadi 1.073,65. Begitu pula dengan indeks komposit Nasdaq, turun 15,49 poin (0,7%) menjadi 2.213,55.
Investor kini menyorot undang-undang reformasi peraturan keuangan yang diusulkan oleh pemerintahan Barack Obama. Rancangan Undang-undang (RUU) itu sudah disetujui Senat pekan lalu dan kini tengah dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Para trader masih belum mendapat kejelasan seperti apa reformasi keuangan yang tengah digodok di Kongres, apakah juga akan dicantumkan usulan dari Senat bahwa bank-bank besar harus melepas bisnis derivatif mereka. Bisnis itu membawa keuntungan besar, namun disertai risiko yang besar pula. Ketidakjelasan itu akhirnya menimbulkan spekulasi yang tidak enak didengar.
Pelaku pasar saham khawatir bahwa RUU itu kian membatasi ruang gerak perbankan dan perusahaan-perusahaan keuangan. Spekulasi itulah yang membuat para pelaku pasar berhati-hati dalam bertransaksi saham-saham keuangan di Wall Street.
Situasi ini justru menambah tekanan bagi pasar karena para trader sudah diresahkan dengan situasi di Eropa.
"Mereka kini takut pulang ke rumah dan bertanya-tanya,'Kejadian apa lagi yang akan menimpa Eropa sepanjang malam? Apakah akan ada perkembangan baru?" kata Joe Saluzzi, pengamat dari Themis Trading LLC.
Terkait dengan krisis utang di Eropa, para investor kini juga mengamati perkembangan di Spanyol. Pasalnya, Bank Sentral Spanyol kini campur tangan untuk menyelamatkan salah satu bank besar di negeri itu, Cajasur, setelah gagal merger dengan bank lain. Ini merupakan kali kedua Bank Sentral Spanyol berupaya membantu bank swasta. (Associated Press)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment