Sementara itu, harga minyak mentah di bursa New York turun 72 sen menjadi US$75,65/barel
| (AP Photo/Richard Drew) |
|
VIVAnews - Sejumlah kabar baik perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Eropa membuat indeks-indeks harga saham di Wall Street terus membaik untuk menutupi keterpurukan sepanjang pekan lalu.
Di akhir transaksi Rabu sore waktu New York (Kamis dini hari WIB), indeks harga saham industri Dow Jones naik 148,65 poin (1,4%) menjadi 10.896,91. Indeks Standard & Poor's menguat 15,88 poin (1,4%) menjadi 1.171,67. Begitu pula dengan indeks komposit Nasdaq, naik 49,71 poin (2,1%) menjadi 2.425,02.
Saham-saham teknologi memimpin kenaikan indeks setelah para investor memindahkan aset mereka ke saham perusahaan-perusahaan teknologi. Aksi itu dilakukan setelah mendapat proyeksi positif dari IBM Corp. sekaligus menyambut laporan pendapatan dari Cisco Systems Inc selama triwulan pertama tahun ini.
Selain itu Departemen Perdagangan mengungkapkan bahwa tingkat ekspor di AS Maret lalu berhasil mencapai level tertinggi sejak 2008. Ini dipandang pertanda bagus bagi industri manufaktur, yang kinerjanya terus membaik sejak tahun lalu. Bila pesanan produk terus meningkat, maka perekrutan tenaga kerja juga bertambah dan ini bisa memperkuat pemulihan ekonomi AS.
Para pengamat juga menilai bahwa rebound indeks harga saham itu menandakan bahwa para investor kini mulai percaya bahwa masalah utang di Eropa dapat ditanggulangi. Sebelumnya, para investor khawatir bahwa Eropa mulai kesulitan mengatasi krisis utang Yunani, yang bisa mewabah, dan dampaknya bagi penurunan nilai tukar euro atas dolar.
Para investor juga antusias menyambut kabar dari Eropa. Sebagai ekonomi terbesar di Eropa, Jerman mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi di negerinya selama triwulan pertama tahun ini meningkat lebih besar dari perkiraan. Spanyol, yang sudah diwanti-wanti Standard & Poor's atas masalah utang di negaranya, kini mulai melakukan efisiensi anggaran.
Kabar-kabar ini memperkuat kepercayaan investor di pasar saham. Sejak awal pekan ini, saham di Wall Street dan manca negara perlahan-lahan mulai bangkit setelah para pemimpin Eropa dan IMF sepakat menganggarkan dana siaga hampir US$1 triliun untuk stabilisasi kurs euro.
Sementara itu, harga minyak mentah di bursa New York untuk kontrak Juni turun 72 sen menjadi US$75,65/barel. Penurunan terjadi setelah Badan Energi Internasional memprediksi bahwa permintaan minyak global tahun ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. (Associated Press)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment