Kosmetik dan Celana Jins dari Ganja

Kanvas ini kemudian menjadi Levi Strauss jeans pertama.
JUM'AT, 14 MEI 2010, 09:51 WIB
Ismoko Widjaya, Arfi Bambani Amri
Jumlah ganja legal di Belanda (VIVAnews/Arfi Bambani Amri)

VIVAnews - "Cannabis Bevrijdingsdag" atau "Hari Pembebasan Ganja" di Belanda mungkin satu-satunya peringatan di dunia untuk 'menghormati' barang yang diharamkan di beberapa negara ini. Ganja menjadi tema utama dari celana jins sampai isu politik.

Di sebuah taman di Amsterdam, Belanda, pekan lalu, peringatan itu digelar. Beberapa anggota parlemen memang sedang mencoba memperketat hukum mengenai ganja.

Dua partai utama, Kristen Demokrat dan Partai Kebebasan yang dipimpin oleh tokoh kontroversial Geert Wilders menyerukan larangan total ganja.

"Tapi Partai Buruh menentang itu," kata juru bicara peringatan Hari Pembebasan Ganja, Derrick Bergman kepada VIVAnews.

Sebenarnya, ganja yang 'setengah legal' ini menjadi daya tarik wisata di Belanda. Siapapun yang punya kesempatan mengunjungi Belanda akan selalu mendapatkan pesan, "Jangan lupa untuk mengunjungi kedai kopi, di mana Anda bisa merokok ganja secara bebas."

Di perbatasan Belanda, muncul wisata ganja. Orang Belgia, Perancis atau Jerman bisa merokok dan membeli ganja di warung kopi. Sebagai bagian dari Uni Eropa, mereka dapat membawa ganja di negara mereka dengan bebas tanpa pemeriksaan bea cukai.

Situasi ini membuat Belanda tampaknya menjadi surga obat. Padahal, menurut survei yang dilakukan Proyek Survei Sekolah Eropa, angka siswa sekolah di Belanda yang menggunakan ganja di bawah Perancis, Spanyol dan Inggris.

Eropa Monitoring Centre Obat dan Ketergantungan Obat Laporan Tahunan 2009 melaporkan Belanda berada pada peringkat tengah rata-rata prevalensi penggunaan ganja pada populasi umum di Eropa.

Prevalensi tertinggi pada tahun 2008 berada di empat negara yang memiliki hukum yang tegas pada ganja yakni Republik Ceko, Spanyol, Italia dan Perancis. Tetapi masih ada yang tidak puas dengan situasi di Belanda ini.

"Serangan" terbaru adalah dengan menggunakan kartu khusus bagi mereka yang membeli ganja di warung kopi. Pada akhir Mei ini, pemerintah Belanda akan memutuskan apakah pilihan ini dilaksanakan atau tidak.

Ketika ditanya mengapa kedua pihak menyerukan pelarangan total, Bergman tidak tahu mengapa. Bagi Bergman, larangan total akan membuat ganja masuk ke pasar gelap. "Kejahatan terorganisir akan mengambil bagian dan mereka akan mendapatkan keuntungan yang tertinggi," kata Bergman.

"Itu terjadi di Amerika Serikat, ketika mereka melakukan larangan total minuman alkohol pada tahun 1940-an." Untuk Bergman, legalisasi ganja akan menurunkan kriminalitas. "Biarkan para kriminal dengan kokain dan heroin, dan ganja kepada rakyat." Jika ganja menjadi barang publik, lebih mudah bagi pemerintah memantaunya.

Permen dan Jins Ganja

Legalisasi ganja juga akan membuat industri ganja tumbuh. Bagi Mila Jansen, legalisasi penuh akan memberinya kesempatan untuk menjual produk yang lebih ganja. Untuk saat ini, ia harus membatasi produk ganja untuk yang non-THC. THC adalahTetrahydrocannabinol, zat psikoaktif yang ditemukan ganja.

Jansen mempertontonkan produk-produknya selama Hari Pembebasan Ganja di Amsterdam. Dia menjual bir, anggur, permen dan kue yang mengandung ganja. "Mereka semua non-THC," katanya.

Penggunaan ganja dalam industri tidak hanya untuk makanan. Presiden pertama Amerika Serikat George Washington, menurut Mathias Broeckers dalam buku "Cannabis," pernah memerintahkan manajer pertanian untuk menanam ganja. "Kemudian Presiden Amerika, Benjamin Franklin, menetapkan salah satu pabrik kertas dari ganja pertama di Amerika Serikat," kata Broeckers.

Serat Cannabis terkenal karena kekuatannya. Kata "kanvas" berasal dari ganja. Kanvas ini kemudian menjadi Levi Strauss jeans pertama. Tapi setelah larangan total di Amerika Serikat, ganja tidak lagi untuk keperluan industri namun bertahan sebagai "makanan" untuk sejumlah warga negara Amerika Serikat. Ini menurut survei yang dibuat oleh Pusat Monitoring Eropa Obat dan Ketergantungan Obat.

Tapi setelah puluhan tahun larangan, sebuah perusahaan di Jerman memproduksi tekstil yang mengandung ganja dan sebuah perusahaan ramah lingkungan, Body Shop, membuat kosmetik dari ganja. Juga muncul beberapa produk ganja buatan rumah di Belanda.

Tapi tetap saja ganja ilegal di Eropa. "Itu pertanyaan besar," kata Derrick Bergman. Lalu dia menghirup tembakau-ganja-campuran-rokok di udara terbuka Amsterdam. (umi)

• VIVAnews

Category: 0 comments

0 comments:

Post a Comment

My Playlist


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

I Gotta Feeling

Seguidores