|
VIVAnews - Taman kanak-kanak dan sekolah pra-taman kanak-kanak di China meningkatkan pengamanan setelah satu lagi peristiwa penyerangan terhadap anak-anak dan guru terjadi Jumat, 30 April 2010.
Eksekusi mati seorang mantan dokter yang menusuk delapan anak hingga tewas dan melukai lima anak bulan lalu, gagal menghentikan fenomena penyerangan anak-anak tersebut.
"Masyarakat China membangun tekanan luar biasa pada seorang individu, dan beberapa individu tersebut jadi memiliki masalah psikologis dan emosional," kata sosiolog Ding Xueliang, seperti dikutip dari laman stasiun televisi CNN.
"Mereka ingin agar perhatian masyarakat tertuju pada mereka, dan menyerang anak-anak merupakan cara terbaik, menurut perspektif mereka, untuk mencapai tujuan tersebut," lanjut Ding.
Serangan terbaru terjadi Jumat kemarin saat seorang pria bersenjatakan palu melukai lima anak pra-TK di timur China sebelum membakar dirinya sendiri di sebuah ruang kelas.
Penyerang mendekap dua anak sambil menyiram tubuhnya sendiri dengan bensin. Guru di Weifang City, Provinsi Shandong, segera menarik dua anak tersebut. Pelaku akhirnya tewas.
Insiden ini terjadi setelah sedikitnya tiga peristiwa serupa dalam beberapa pekan terakhir di mana pelaku menyerang dan melukai anak-anak. Surat kabar China Daily mengutip profesor sosiologi Zhu Li yang mengatakan bahwa eksekusi mati terhadap pelaku serangan Rabu lalu, Zheng Minsheng, menginspirasi pelaku lain.
Otoritas China mulai mengajarkan kesadaran akan keselamatan diri dalam kurikulum sekolah. Pengamanan diperketat dengan menyewa penjaga untuk mengawal siswa untuk masuk dan keluar dari kelas. Sementara itu, para siswa, guru, dan orang tua menerima konseling untuk membantu mengatasi trauma. (umi)
0 comments:
Post a Comment