|
VIVAnews - Sekitar 100 ribu orang diperkirakan akan turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh (May Day) di kota Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Sabtu, 1 Mei 2010.
Mereka akan menyuarakan pertentangan terhadap aturan imigrasi baru yang telah ditandatangani oleh Gubernur Arizona.
Kepala Deputi Departemen Kepolisian (LAPD) Los Angeles, Jose Perez Jr., Kamis lalu mengatakan peserta aksi berjumlah sekitar 60 ribu orang, tetapi jumlah itu menggelembung hingga mencapai 100 ribu orang. "Penjagaan maksimal akan dilakukan di seluruh wilayah kota," kata Perez seperti dikutip oleh laman China Daily.
Di bawah undang-undang baru mengenai imigrasi yang ditandatangani oleh Gubernur Jan Brewer, aparat keamanan diberi kuasa untuk menanyakan status imigrasi seseorang, dan menetapkan status tindak kejahatan bagi imigran ilegal karena berada di negara bagian Arizona, dan berhak melakukan penangkapan tanpa surat perintah.
Bila individu tidak bisa mengupayakan dokumen legal, dia bisa mendapat ganjaran penjara hingga enam bulan dan dikenai denda sedikitnya US$500 (sekitar Rp 5 juta). Peraturan yang mengikat secara hukum tersebut akan mulai efektif pada akhir Juli atau awal Agustus.
Partisipan unjuk rasa Hari Buruh diminta mengenakan kaos putih dan membawa bendera Amerika untuk menunjukkan solidaritas bagi para imigran. "Hukum Arizona mengenai imigrasi tidak patriotik dan tidak konstitusional," kata walikota Los Angeles, Antonio Villaraigosa, dalam konferensi pers di gedung dewan kota.
Peserta unjuk rasa akan mulai berkumpul pukul 6, dan aksi akan dimulai pada pukul 11 pagi waktu setempat. Aksi kedua diperkirakan akan berlangsung pada Sabtu sore di lokasi lain.
Kepala LAPD, Charlie Beck, berharap aksi unjuk rasa akan berlangsung damai, tanpa bentrok antar peserta, kepolisian, dan pekerja media. Pada 2007, puluhan demonstran dan jurnalis mengalami luka karena terjadi bentrok saat aparat berusaha membubarkan demonstran.(umi)
0 comments:
Post a Comment