"Dia menderita patah tulang pada tangannya. Namun tetap bisa berkomunikasi."
Renne R.A Kawilarang
|
VIVAnews - Seorang aktivis asal Indonesia yang terluka akibat insiden Kapal Mavi Marmara sudah tiba di Istanbul, Turki, Kamis dini hari 3 Juni 2010 waktu setempat. Namun, seorang lagi masih tertahan di rumah sakit di Israel mengingat lukanya yang cukup parah.
Demikian ungkap Duta Besar Indonesia untuk Turki, Awang Bahrin. "Seorang relawan dari Indonesia sudah tiba dengan selamat di Turki dengan menggunakan pesawat khusus bersama para relawan lain. Dia adalah Oktavianto Baharudin," kata Bahrin di Ibukota Ankara saat dihubungi VIVAnews melalui sambungan telepon, Kamis 3 Juni 2010.
Oktavianto merupakan aktivis dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa). Menurut Bahrin, setiba di bandara Istanbul, Oktavianto dilarikan ke rumah sakit setempat karena belum pulih dari lukanya. "Dia menderita patah tulang pada tangannya. Namun yang bersangkutan tetap bisa berkomunikasi," kata Bahrin.
Dia juga berencana segera menuju Istanbul untuk menjenguk Oktavianto. Sedangkan seorang aktivis lain masih dirawat di rumah sakit di Israel. Dia adalah Surya Fahrizal dari Sahabat Al Aqsha. Menurut Bahrin, luka yang diderita Surya tampaknya cukup parah. "Mungkin itu yang menyebabkan dia tidak bisa langsung diterbangkan dari Israel," kata Bahrin.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yordania dan Kantor Komite Palang Merah Internasional terus memantau perkembangan Surya dan bila sudah pulih benar bisa diberangkatkan secepatnya.
Sehari sebelumnya, sepuluh aktivis Indonesia lainnya sudah dikirim dari Israel ke Yordania dalam keadaan sehat bugar. Bersama ratusan relawan lain dari 38 negara, mereka sempat ditahan Israel di pelabuhan Ashdod setelah insiden penyerangan kapal Mavi Marmara yang mereka tumpangi.
Bersama lima kapal lain, Mavi Marmara adalah bagian dari konvoi misi kemanusiaan internasional untuk membawa bantuan logistik dan medis bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang diblokade Israel selama tiga tahun. Sebanyak 12 warga Indonesia turut dalam konvoi itu.(mt)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment